2023-09-27
Latar belakang
Menurut EPA AS, PFAS (senyawa perfluorinasi dan polifluoroalkil) saat ini mengandung setidaknya 10.000 dan digunakan di seluruh dunia dalam berbagai aplikasi, seperti tekstil, kemasan makanan, pelumas, zat pendingin, dan elektronik. Ia memiliki karakteristik persistensi, migrasi jarak jauh, toksisitas dan bioakumulasi. Bukti yang relevan menunjukkan bahwa kontaminasi PFAS terhadap air tanah, air permukaan, dan biota telah tersebar luas, dan dampak buruknya terhadap manusia dan lingkungan sangat serius. Pada saat yang sama, beberapa PFAS merupakan gas yang, setelah dilepaskan, akan didistribusikan ke seluruh dunia dan mempunyai dampak signifikan terhadap perubahan iklim global. Saat ini, seruan untuk pengendalian zat PFAS semakin meningkat di seluruh dunia, dan negara-negara secara berturut-turut telah mengeluarkan persyaratan pengendalian yang relevan, yang melibatkan berbagai objek yang dikendalikan dan perlu menarik perhatian berbagai perusahaan manufaktur.
Perhatian! Negara-negara terus mengeluarkan larangan terhadap PFAS
Eropa juga memperketat kontrol terhadap PFAS. Lima negara, Jerman, Denmark, Belanda, Norwegia dan Swedia, lebih khawatir mengenai pembatasan PFAS, dimana Denmark pertama kali mengeluarkan perintah eksekutif pada tahun 2020 yang melarang penggunaan PFAS dalam bahan yang bersentuhan dengan makanan.
Pemerintah dan negara bagian AS telah berulang kali mempublikasikan informasi tentang pembatasan PFAS. Pada akhir tahun 2022, 12 negara bagian telah memperkenalkan undang-undang tentang PFAS pada bahan yang bersentuhan dengan makanan, dan undang-undang negara bagian ini pada dasarnya melarang penggunaan PFAS, namun cakupan penerapan, kejelasan peraturan, dan intensitas pelarangan sangat bervariasi. Di sisi lain, karena terdapat lebih dari 9.000 jenis PFAS, definisi dan pengelompokan PFAS masih kontroversial, dan jenis PFAS secara spesifik tidak ditentukan dalam undang-undang negara.